Avatar photo
Lightbox Photo Library

Lightbox Photo Library, memperluas sifat fotografi dan perpustakaan yang bebas, terbuka dan menghadap publik, kami mengambil pekerjaan mengumpulkan dan mengatur publikasi fotografi di Taiwan. Sementara Read more ...

Avatar photo
SOKONG!

SOKONG! adalah multiplatform publikasi fotografi yang berdiri di Yogyakarta sejak 2018. SOKONG! percaya bahwa publikasi merupakan bagian dari praktik artsitik. Melalui publikasi fotografi terbukalah jalan Read more ...

Avatar photo
Raws Syndicate

RAWS SYNDICATE adalah sebuah kolektif asal Bandung yang lebih suka melihat diri mereka sebagai sebuah sindikasi fotografi. Didirikan pada 2012 dengan semangat gerakan kolektif, RAWS Read more ...

Force Majeure

Sudah lama SOKONG!, RAWS SYNDICATE, Lightbox Photo Library mengedepankan peredaran buku foto sebagai praktik berkesenian; buku foto sebagai medium gagasan dan perasaan seniman sekaligus perantara yang memfasilitasi peredaran dan pertukaran pikiran. Kolaborasi antara tiga kelompok ini bertujuan untuk memeriksa makna peredaran kontemporer, syarat mendasarnya, dan menjelajahi hubungan dialektis antara peredaran dan kebolehjadian.  

Dulu, peredaran digunakan untuk melambangkan kemajuan modernitas. Sementara itu, di sisi lain ada pandemi yang menghambat peredaran global. Pandemi dipandang sebagai keadaan kahar, kehendak Tuhan. Salah satu dari sekian banyak hal yang ada di luar kuasa kita, seperti kebolehjadian dan bencana alam lainnya. Akan tetapi, proyek ini berupaya untuk memeriksa kebolehjadian secara lebih luas dan dialektis dengan melihatnya tidak sebagai sesuatu yang tragis, tetapi juga meproyeksikan masa depan. 

Tema utama dari karya ini adalah “perjalanan peredaran citra.” Karya ini dibagi menjadi tiga bagian yang masing-masingnya dibedakan dengan tata cahaya; sebuah perjalanan dari kamar-terang menuju kamar-gelap. Kamar-terang menghadirkan “lansekap propaganda politik dan cantic,” dan kamar-gelap menjadi tempat citra-citra “kecelakaan lalu lintas” dari media dan “pariwisata gelap.” Ruang ketiga bagian tersebut ditata sedemikian sehingga membentuk “siklus.” Selain itu, ada satu foto yang muncul berulang kali di setiap bagian dengan konteks yang selalu berbeda sebagai petunjuk utama.   

Strategi penempatan citra kami adalah dengan mengumpukan gambar-gambar jadi dari Internet atau media cetak, mengunjungi situs bencana untuk kemudian direkam, dan menggunakan teknik pasca-produksi untuk menganggu dan mengubah subjek utama dari gambar.

Proses Kreatif

Karya